Uswatun Qoyyimah, Lulusan Pesantren dengan Segudang Prestasi Akademik di Luar Negeri

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Uswatun Qoyyimah, Direktur Program Pascasarjana Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu Jombang) perempuan cerdas dari kalangan pesantren dengan segudang prestasi akademik di luar negeri.

Terdidik dari kalangan pesantren tepatnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang tak membuat Uswatul Qoyyimah minder.

Mulai dari bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga perguruan tinggi, perempuan yang akrab disapa Neng Yiyin ini tergolong sebagai murid yang berprestasi. Ia sering menjadi juara kelas saat dibangku sekolah.

Memasuki perguruan tinggi, Neng Yiyin memutuskan untuk menekuni sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret Solo, Jawa Tengah dan lulus pada tahun 1998 silam. Ia ingin membuktikan bahwa dari kalangan Pesantren yang setiap hari belajar ilmu agama juga bisa bersaing di dalam ilmu umum.

“Saya tidak minder, saya semangat, bahwa dari kalangan Pesantren saya harus bisa. Agar Pesantren dan agama Islam tidak disepelakan orang lain. Maka sebagai seorang muslim harus cerdas,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (3/10/2021).

Uswatun Qoyyimah aUswatun Qoyyimah saat memperoleh penghargaan di Australia (FOTO Dok. Uswatun Qoyyimah for TIMES Indonesia) 

Tak puas kuliah di dalam negeri (Indonesia), Neng Yiyin ingin merasakan pendidikan di luar negeri. Dengan jerih payah dan usaha tak kenal lelah ia mulai mencoba beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia. Alhasil, Neng Yiyin berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia untuk melanjutkan kuliah Pascasarjana (S2) di Australia dan Program Doktor (S3) beasiswa dari Dikti.

“Alhamdulillah, dengan proses yang begitu panjang saya dapat beasiswa S2 dan S3 di Australia,” jelasnya.

Perempuan yang pernah menjadi peneliti dan pengajar di Griffith University, Australia (2018-2020) ini menghabiskan waktu studi Pascasarjana S2 dan S3 di Australia. Tepatnya, Program Master (S2) Pendidikan, Flinders University, Australia lulus pada tahun 2008 dan Program Doktor (S3) bidang Pendidikan, Queensland University of Technology, Australia lulus pada tahun 2015.

“Motivasi terbesar saya salah satunya sunnah Rasulullah yaitu carilah ilmu sampai negeri China. Mencari ilmu itu tidak ada batasan umur dan tempat,” tuturnya menirukan Hadis Nabi.

Bukan tanpa kendala, pada saat menempuh studi di Australia, Neng Yiyin sudah mempunyai anak tiga. Ia tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu dan sebagai seorang istri.

“Satu keluarga tinggal di Australia waktu itu, alhamdulillah suami akhirnya tak ingin kalah dari saya dan ikut kuliah juga,” beber perempuan berusia 47 tahun ini.

Perempuan yang tinggal di Komplek Ponpes Darul Ulum ini, juga mempunyai segudang pertasi dan banyak karya tulis ilmiah yang sudah ia terbitkan baik dalam bentuk buku maupun jurnal. Terakhir ia juga mendapat penghargaan berupa kenaikan gelar sebagai Associate Professor.

“Penghargaan yang sampai saat ini menjadi kebanggaan saya tersendiri yaitu mendapatkan penghargaan dari pemerintah Australia mewakili kampus saya,” bebernya.

Kunci Sukses Kuliah di Luar Negeri

Neng Yiyin berpesan kepada generasi muda Indonesia agar jangan gampang puas belajar di Indonesia. Pemuda Indonesia harus berani dan mempunyai tekad yang tinggi untuk kuliah di luar negeri.

“Dalam hal Pendidikan kita harus belajar dari luar negeri. Tidak bisa dipungkiri pendidik disana jauh lebih baik,” jelasnya.

1. Niat yang Kuat

Pertama yang perlu ditanamkan dalam hati untuk bisa kuliah di luar negeri adalah niat. Niat yang sungguh-sungguh untuk mencari ilmu. Dengan niat yang kaut pasti ada jalan menuju ridha Allah SWT.

“Niat yang tulus pasti akan diberi kemudahan oleh Allah SWT,” ungkap Neng Yiyin.

2. Kuasai Bahasa Asing

Modal ke dua selain niat yang kuat adalah belajar bahasa asing. Kenapa bahasa asing? Sebab bahasa asing akan menjadi kebiasaan berkomunikasi di luar negeri.

“Mulai sekarang jika punya niat kuliah di luar negeri harus bisa bahasa Asing minimal bahasa Inggris dan Arab sesuai kuliah yang ingin dituju,” kata Perempuan Kelahiran Jombang, 9 Desember 1973 ini.

3. Kuatkan Kemampuan Literasi

Modal selanjutnya yaitu literasi, baik kuat dalam membaca maupun kemampuan dalam menulis. Budaya literasi ini yang biasanya sudah mulai luntur dari buaya anak muda sekarang.

“Seperti kata Armin Martajasa ‘Jika ingin mengenal dunia, Mebacalah! Jika ingin dikenal dunia Menulislah!’. Literasi kunci utama,” ujar Uswatun Qoyyimah menirukan perkataan Armin Martajasa kemudian mengakhir pembicaraan. (*)

 

Sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/373817/uswatun-qoyyimah-lulusan-pesantren-dengan-segudang-prestasi-akademik-di-luar-negeri