Unipdu Jombang—Selasa, 26 Maret 2024 Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum mengadakan Kajian Ramadhan yang bekerja sama dengan Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Unipdu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mahasiswa, staf, tenaga pendidik, pejabat tinggi di Unipdu hingga masyarakat umum. Rangkaian kegiatan ini dimulai pada pukul 12:00 dengan narasumber Dr. Amrullah, Lc., M.Th.I dengan tema “Penggunaan Teknologi Augmented Reality untuk Memperdalam Agama” dan dimoderatori oleh Bapak Muhammad Saifuddin, M.Pd.

 

Dr. Amrullah, Lc., M.Th.I., menjelaskan dengan detail mengenai teknologi AR (Augmented Reality). Bahwa AR adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk menggabungkan dunia nyata dan dunia maya dengan menggunakan aplikasi tertentu dengan menggunakan kamera yang telah di setting dan terintegrasi dengan aplikasi. Untuk memudahkan audiens memahami apa yang dimaksud, beliau memberikan contoh AR yang sempat viral di tahun 2016 yaitu game Pokemon Go, yang mana penggunaannya menggunakan kamera yang terintegrasi dengan aplikasi sehingga dapat memproyeksikankan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu yang nyata. Hampir sama dengan teknologi VR (Virtual Reality) adalah sebuah alat seperti kacamata kemudian seseorang akan dibawa ke alam virtual dan sudah terpisah dari dunia maya. Contoh VR ada di film Mr. Bean yang berjudul Johnny English Strikes Again (2018) yang mana terdapat scene Mr. Bean sedang menggunakan kacamata AR dan sebenarnya AR telah ada sejak lama, yaitu di tahun 2017. Pembeda antara AR dan VR adalah pada pengalamannya. Jika AR masih terhubung dengan dunia nyata, sedangkan VR telah sepenuhnya masuk ke dalam alam virtual.

Teknologi AR salah satu media audio visual bisa juga di telusuri dalam hadis nabi, Nabi Muhammad SAW adalah seorang mu’allimul awwal dalam agama islam dan tugas Nabi Muhammad SAW adalah untuk mengajari umatnya tentang kitab suci alquran khususnya. Perlu dipahami bahwa beliau adalah seorang pendidik, dan ada yang dididik. Meskipun dengan tampilan yang sangat sederhana, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk mempersiapkan perihal apa saja yang akan disampaikan kepada umatnya. Seorang pendidik, pasti menggunakan metode dan alat. Salah satu penggambaran Nabi Muhammad SAW menggunakan media ketika menyampaikan risalahnya, salah satu media yang digunakan Nabi Muhammad SAW pada saat itu adalah visual atau gambar dan membahas mengenai angan-angan yang putus oleh kematian. Disana beliau menggambar sebuah persegi panjang dengan garis-garis kecil yang berada di dalam persegi dan garis panjang di tengah persegi empat tadi hingga keluar dari persegi empat. Hal ini telah ada pada hadits riwayat Bukhori. 

 

عَنْ عَبْدِاللَّهِ رَضِي اللَّه عَنْه قَالَ : خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا الْإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا (رواه البخاري)

 

Artinya : 

 

Dari Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda, “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.” (HR. Bukhari).

 

Maksud dari hadits tersebut bahwa imajinasi manusia itu terbagi menjadi dua jenis. Pertama, imajinasi yang dapat terwujud yang ditunjukan oleh garis-garis yang berada di luar persegi panjang yang mana bersamaan dengan itu juga sebagai penyekat. Kedua, imajinasi yang tidak mungkin terwujud yang ditunjukan oleh garis yang berada di luar persegi panjang. Dari keterangan tersebut, maka dapat ditarik makna bahwa manusia itu hidup memiliki batasnya. Semua panca indera dan fungsi jasmani yang diberikan oleh Allah SWT itu serba terbatas ketahanannya. Namun, tujuan dan imajinasi manusia itu lebih jauh dari pada ajalnya. Sesuatu yang dipikirkan dan diimajinasikan pada dasarnya tidak akan jauh dari yang namanya duniawi dan harapan hidup yang panjang. Telah menjadi pembawaan manusia bahwa tiap-tiap manusia memiliki harapan yang selalu diimpikan. Meskipun harapan itu telah terwujud, namun kebiasaan manusia tidak akan pernah merasa tercukupi dengan apa yang telah dimiliki. Maka, biasanya manusia akan terus berburu harapan-harapan yang lainnya. Pada dasarnya, asa dan predisposisi terhadap duniawi ini sampai melewati batasnya hingga menjadi lupa dengan adanya kematian yang pasti namun tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Untuk memproyeksikan itu, Nabi Muhammad SAW melakukan usaha dengan menggunakan media visual (gambar) agar penyampaian dakwahnya dapat dipahami oleh umatnya. Itulah pentingnya media, tinggal bagaimana untuk  memahami apa yang terjadi saat ini  dan mencocokkan dengan keadaan yang sekarang. 

Dr. Amrullah, Lc., M.Th.I, menekankan akan pentingnya persiapan dalam mengajar dengan menggunakan media atau persiapan khusus apapun itu ketika hendak mengajar atau menyampaikan ilmu. Dengan mempersiapkan bahan ajar dan alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran telah mengikuti sunnah nabi. Anak muda saat ini, terlebih seorang pelajar tidak dapat terlepas dari gadget atau HP, oleh sebab itulah sebagai pendidik atau pengajar dapat mengintegrasikan teknologi dengan materi ajar sebagai media dalam menyampaikan ilmu. Lalu, hubungannya dengan AR, bahwa penggunaan AR itu penting untuk diadopsi dalam media pembelajaran. AR atau media audio-visual memiliki peranan penting pada media pembelajaran untuk memahamkan peserta didik. 

 

Korelasi antara teknologi AR (Augmented Reality) dengan pendalaman ilmu agama adalah dengan cara menghubungkan materi ajar dengan sebuah aplikasi khusus. Seperti contoh, penggunaan AR pada sebuah kartu yang mana ketika kamera mengarah ke kartu tersebut muncul sebuah proyeksi cara-cara wudhu yang benar di dalam gadget yang bergerak. Biasanya, AR yang seperti ini digunakan oleh anak-anak SD. 

 

Pada kesimpulannya, teknologi AR atau VR dapat memberikan fasilitas terutama dalam kajian-kajian islam dan sebagai media interaktif dalam media pembelajaran. Penggunaan AR yang bijak adalah sebagian dari syiar agama dan mempersiapkan media atau alat yang mendukung pembelajaran dan penyampaian ilmu adalah  mengikuti sunnah nabi. (Angelie)