Pada Sabtu, 30 Maret 2024, Islamic Center Unipdu menjadi saksi bagi acara kajian Ramadhan yang mengangkat tema penting, yaitu pencegahan bullying. Acara dibuka oleh moderator Bapak Wim Banu Ukhrowi, SS., M.Pd. dan dilanjutkan oleh narasumber, H. Achmad Farid, MA., Ph.D, yang memaparkan pentingnya kerjasama antara sekolah, orang tua, dan komunitas dalam mencegah tindakan bullying. Beliau menjelaskan bahwa bullying berasal dari bahasa Belanda “boel” yang berarti ‘orang yang mencintai’. Arti bullying sendiri adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.

Meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur masalah bullying, seperti di Indonesia (2014), UK (1988), US (1973-2003), NZ (1989), dan Australia (1995), namun Islam sendiri sudah mengenalkan aturan tentang bullying sejak 15 abad yang lalu. Perilaku bullying sudah ada sejak zaman Nabi Adam, seperti kisah Qabil-Habil dan Nabi Yusuf. Salah satu hadits yang disebutkan oleh narasumber menyatakan, “مَن كانَ يُؤمِنُ باللهِ واليومِ الآخِرِ فلا يُؤذِ جَارَهُ” yang artinya “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah dia menyakiti tetangganya.” Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan untuk tidak menyakiti orang lain. Beliau juga mengemukakan bahwa puasa juga disyariatkan untuk mencegah bullying. Dalam hadits disebutkan, “الصيام جنة , فلا يرفث ولا يجهل” yang artinya “Puasa adalah benteng, maka janganlah berbicara kotor dan janganlah berperilaku jahil.”

Dalam penutupnya, narasumber menyampaikan bahwa mencegah bullying sangat penting karena memiliki dampak negatif, seperti depresi, kecemasan, rendahnya harga diri, isolasi sosial, dan bahkan berdampak pada kinerja akademis anak. Untuk mencegah bullying, beliau menyarankan agar orang tua terlibat dalam pelatihan menangani bullying, sekolah menetapkan kebijakan anti-bullying, melakukan sosialisasi seperti Anti Bullying Week, dan bekerja sama dengan komunitas, termasuk universitas. Materi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif terhadap bullying, serta membangun lingkungan yang aman dan bersahabat bagi semua anak. (Ninis)