Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 menandai salah satu titik balik paling kritis dalam sejarah Ukraina. Dalam perang, pemerintahan, geopolitik, dan perekonomian mempunyai peran yang selalu menjadi sorotan utama. namun kehidupan manusia, budaya, dan agama sepertinya selalu menjadi sorotan yang dilupakan. Peran agama dalam konflik-konflik yang ada saat ini jauh lebih mendalam dibandingkan peran politik tradisional, teori konflik sains atau sumber daya biasanya mengakui adanya hal ini.

 

Mengakui tren ini, ZINC Network bekerja sama dengan Ukrainian Catholic University (UCU) dan Universitas Airlangga (Unair) untuk meningkatkan sinergi global melalui pengembangan pendidikan lintas budaya dan Workshop dengan berbagai narasumber baik dari Ukraina, Indonesia, maupun negara lain. Workshop ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman langsung antara Ukraina dan Indonesia, serta negara lain dalam bidang agama dan komunitas keagamaan yang berkaitan dengan ketahanan manusia dalam konflik dan perang.

Lokakarya ini akan dihadiri oleh para sarjana agama, filsuf, teolog, ilmuwan politik, perwakilan dari Asosiasi Studi Agama Ukraina, dan anggota komunitas Kristen dan Muslim di Ukraina, serta perwakilan dari Mejlis Orang Tatar Krimea dan peneliti muda, yang diundang untuk berpartisipasi dalam sekolah antaragama.

 

Acara ini dilaksanakan tanggal 27-28 Maret 2024 bertempat di Four Points Sheraton Hotel, Surabaya. Pada hari pertama workshop ini, yang menjadi narasumber dari Ukrainian Catholic University adalah, Taras Dobko, Pendeta Roman Fihas, Myroslav Marynovych, dan Iryna Alfonsa Karapata Mssr. Narasumber dari Universitas Airlangga adalah Kacung Maridjan, Toetik Koesbardiati, dan Pdt. FX Hariawan Adji. Narasumber lain adalah Ahalla Tsauro – Peneliti Independen Indonesia, Rostyslav Pendiuk – Ketua Komisi Pemuda UGCC, Ukraina, Sergiy Dmitriev – Gereja Ortodoks Ukraina

Marcel Poorthuis – Universitas Tilburg, Belanda dan Edward Alam – Universitas Notre Dame, Louisiane, Lebanon.

 

Sedangkan pada hari kedua, selain Ahmad Haibat Kannaby – Direktur PSA Unipdu Jombang, ada narasumber lainnya yakni Yang Mulia Arief Muhammad Basalamah – Duta Besar Luar Biasa dan Yang Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Ukraina, Andriy Ionov – Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Ukraina, Sheikh Murat Suleimanov – Mufti Administrasi Keagamaan Muslim Ukraina UMMA, Ukraina, Mavile Halil – Jurnalis, manajer proyek penelitian “Crimean Identitas Tatar dalam Konteks Pembangunan Bangsa Ukraina”, Chafid Wahyudi – STAI Al-Fithrah Surabaya, Indonesia, Wiwin Siti Aminah Rohmawati – Pusat Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial, Universitas Nahdlatul Ulama, Yogyakarta, Indonesia, Rohmawati Husein – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia – Muhammadiyah Aid, Mykhailo Yakubovych – Universitas Freiburg & Universitas Coventry, Jerman dan Inggris. Arif Fakhruddin – Wakil Ketua Majlis Ulama Indonesia, Indonesia, Syafiq Mughni – UIN Sunan Ampel, Indonesia, Roman Nazarenko – Institut Agama dan Masyarakat, Ukraina Universitas Katolik, Ukraina dan Irfan Wahyudi – Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Indonesia.

Workshop ini bertujuan untuk menggabungkan perspektif yang beragam dari kedua negara, meningkatkan kesadaran antarbudaya, dan membekali para sarjana dan praktisi dengan wawasan tentang peran penting komunitas keagamaan dalam mempromosikan rekonsiliasi dan membangun ketahanan baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Secara khusus, proyek ini akan melihat pengalaman modern komunitas Islam dan Kristen dalam konteks keberlanjutan, seperti di Ukraina dan seluruh dunia. Selain itu,

 

Workshop ini bertujuan untuk membangun platform bagi peserta untuk bertukar perspektif, teori, dan fakta di lapangan, sehingga menangkal stereotip, prasangka, dan misinformasi, terutama dalam konteks Perang Rusia-Ukraina, sehingga harapannya pertukaran ide ini memberikan manfaat bagi berbagai negara yang sedang menghadapi konflik serupa.