PRESS RELEASE (Kajian Ramadhan Hari ke 7) Boikot Produk Terafiliasi Israel dalam Perspektif Fikih Kontemporer

PRESS RELEASE (Kajian Ramadhan Hari ke 7) Boikot Produk Terafiliasi Israel dalam Perspektif Fikih Kontemporer

Jombang, 9 Maret 2025 – Kajian Ramadhan di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang memasuki hari ketujuh dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro, MA. dan dimoderatori oleh Dr. Mahmud Huda, S.H.I., M.S.I. Tema yang diangkat dalam kajian kali ini adalah “Boikot Produk Terafiliasi Israel dalam Perspektif Fikih Kontemporer.” Tema ini sangat relevan mengingat konflik di Palestina yang terus berlangsung, serta meningkatnya kesadaran umat Islam untuk mengambil sikap tegas terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Israel.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro, MA. menyoroti bagaimana dunia modern saat ini, terutama dalam bidang pemasaran, banyak melibatkan sistem afiliasi yang terkadang tidak disadari oleh masyarakat. Banyak perusahaan multinasional memiliki keterkaitan ekonomi dengan Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga keuntungan yang diperoleh dari konsumsi produk-produk tertentu bisa saja digunakan untuk mendukung kebijakan Israel, termasuk dalam penindasan terhadap rakyat Palestina.

Menurut Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro, MA., gerakan boikot produk yang terafiliasi Israel merupakan salah satu bentuk perlawanan yang bisa dilakukan oleh masyarakat Muslim secara global. Boikot memiliki dampak ekonomi yang signifikan karena dapat melemahkan sumber pendapatan yang menopang kekuatan Israel. Dalam kajian fikih kontemporer, para ulama memiliki pandangan yang beragam terkait hukum boikot ini. Ada yang berpendapat bahwa boikot bersifat wajib ‘ain, yaitu kewajiban individu bagi setiap Muslim, karena secara langsung berkaitan dengan usaha membela saudara seiman yang tertindas. Sementara itu, ada pula yang memandangnya sebagai wajib bersyarat, tergantung pada situasi dan kapasitas masing-masing individu atau negara dalam melaksanakannya.

“Produk-produk yang perlu kita boikot itu banyak sekali. Yang paling mudah kita mulai adalah dengan menghindari produk-produk yang sudah jelas memiliki keterkaitan dengan Israel,” tegas beliau.

Selain membahas boikot, kajian ini juga menyoroti pentingnya kesadaran dalam berdonasi untuk Palestina. Banyak lembaga kemanusiaan yang membuka penggalangan dana bagi rakyat Palestina, namun tidak semua lembaga kemanusiaan memiliki transparansi yang baik. Oleh karena itu, beliau mengingatkan bahwa sebelum berdonasi, penting untuk memeriksa track record organisasi/lembaga kemanusiaan penerima donasi, selanjutnya memastikan bahwa ada laporan dan dokumentasi yang jelas, serta tidak tergiur dengan kampanye donasi yang tidak memiliki kejelasan dalam penyalurannya.

Dengan demikian, kajian ini menegaskan kembali bahwa umat Islam memiliki kekuatan besar dalam menentukan arah ekonomi dunia, dan langkah-langkah kecil seperti boikot dapat menjadi bagian dari perjuangan global melawan kezaliman. Semoga semangat kepedulian ini terus bertumbuh, terutama di bulan suci Ramadhan yang penuh keberkahan ini. (widya)