PRESS RELEASE (Kajian Ramadhan Day 18) Slow Living Islami dan Relevansinya dengan Puasa Ramadhan Era Eksposur Digital
- Maret 23, 2025
- Posted by: dnuc
- Category: Berita

Jombang, 22 Maret 2025 – Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang kembali menggelar Kajian Ramadhan yang telah memasuki hari ke-18 dengan menghadirkan narasumber Dr. Amrulloh, Lc., M.Th.I. serta dipandu oleh moderator Dr. Dhikrul Hakim, M.Pd.I. Tema yang diangkat dalam kajian kali ini adalah “Slow Living Islami dan Relevansinya dengan Puasa Ramadhan Era Eksposur Digital”.
Dalam kajian tersebut, Dr. Amrulloh, Lc., M.Th.I. menegaskan bahwa slow living bukan berarti hidup yang lambat tanpa arah, melainkan sebuah konsep hidup yang santai, sederhana, dan bermakna. “Sering kali orang salah kaprah dengan konsep slow living, mengira bahwa ini berarti melakukan segala sesuatu dengan lamban atau bahkan tidak melakukan apa pun. Padahal, slow living yang benar adalah menikmati hidup dengan kesadaran penuh dan fokus pada kualitas, bukan sekadar kuantitas atau produktivitas semu,” jelasnya.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa dalam menjalani kehidupan, terutama di era digital yang serba cepat, manusia cenderung terburu-buru dan terjebak dalam hiruk-pikuk informasi. Konsep slow living Islami yaitu menuntun umat untuk lebih mindfull atau memiliki kesadaran penuh dalam setiap tindakan, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian, puasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi momentum untuk memperlambat ritme hidup guna merenungi makna spiritual lebih dalam.
Slow living Islami itu adalah sebuah gaya hidup yang menghargai sebuah proses. Proses dalam hidup itu sangat penting. Salah satu aspek penting dalam slow living Islami adalah menyeimbangkan produktivitas dengan kualitas hidup. Misalnya, dalam mengerjakan tugas, bukan sekadar cepat selesai, tetapi bagaimana kita mengerjakannya dengan penuh kesadaran, menghasilkan sesuatu yang berkualitas, dan tetap menjaga ketenangan jiwa.
Tagline dari konsep slow living, “Hidup bukanlah pelarian, hidup adalah perjalanan,” juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk tidak terburu-buru dalam mengejar duniawi tanpa memahami esensinya. Semua yang terjadi dalam kehidupan merupakan bagian dari takdir Allah, dan tugas manusia adalah menjalaninya dengan penuh makna serta kesadaran.
Dalam era digital yang serba cepat, slow living dapat menjadi solusi agar manusia tidak terjebak dalam rutinitas yang terburu-buru dan kehilangan makna hidup. Dengan prinsip mindfulness, slow living Islami mendorong umat untuk menjalani setiap aktivitas dengan penuh kesadaran, termasuk dalam ibadah puasa. Kajian ini mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai momen refleksi dalam memperbaiki pola hidup agar lebih berkualitas, seimbang, dan penuh ketenangan. (widya)