Nadirsyah Hosen: Indonesia akan Tetap Bertahan Selama Masih Ada Pondok Pesantren

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia akan tetap bertahan (tidak pecah belah) selama masih ada pondok pesantren. Demikian pendapat Nadirsyah Hosen saat bicara dalam sebuah seminar di Plaza Kampus UNIPDU Jombang, Jawa Timur (Jatim), Kamis (26/9/2019).

Pada seminar bertema penguatan nasionalisme menghadapi maraknya radikalisme di perguruan tinggi tersebut, dosen di Monash University Melbourne Australia itu menerangkan, ada dua arus yang berbeda, namun saling berkaitan yang membentuk rasa Nasionalisme di negeri ini.

Arus pertama, yang membentuk rasa nasionalisme itu bermula saat para tokoh bangsa seperti Soekarno, Syahrir dibuang ke luar Jawa. Akhirnya, para tokoh bangsa tersebut melihat bahwa Indonesia ternyata tidak hanya Jawa saja.

“Akhirnya timbullah kesadaran, bahwa kita ini satu. Hikmahnya adalah tokoh bangsa jadi mengenal penduduk dan budaya di luar Jawa,” katanya.

Arus yang kedua, lanjut jebolan Fakultas Syari’ah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut, yakni adanya santri-santri di seluruh Indonesia. Di mana, pondok pesantren kata dia, telah mengenalkan kepada santri tentang perbedaan dan budaya seluruh di Indonesia.

“Santri yang dari mana-mana datang dan bertemu dengan santri lain, makan bareng. Itulah rasa nasionalisme. Ternyata ada budaya ini, budaya itu. Pondok pesantren cikal bakal lahirnya nasionalisme di Indonesia,” ujar Nadirsyah Hosen yang juga Ra’is Syuriah, pengurus cabang istimewa NU di Australia dan Selandia Baru itu. (*)

 

sumber : m.timesindonesia.co.id