— Jombang, Pada tanggal 08 April 2023. Kajian ramadhan Unipdu berkerjasama dengan pusat study Qur’an telah memasuki hari ketigabelas, pada kajian ini, Dr. Hj. Uswatun Qoyyimah, SS., M. Pd. D. membahas tentang gender dalam perspektif sejarah dan keagamaan, Beliau mengawali pembicaraannya dengan merujuk pada pandangan Plato dalam bukunya yang menyatakan bahwa perempuan harus diawasi karena memiliki kondisi fisik yang lemah.

Diceritakan oleh beliau bahwa pada zaman dulu orang arab beranggapan bahwa anak perempuan adalah aib. Bahkan ketika Umar bin Khattab belum memeluk islam dia mengubur anak perempuannya dalam keadaan hidup. Namun, perlu dipahami bahwa perempuan bukan hanya sebagai beban semata. Ketika terjadi peperangan zaman nabi Muhammad SAW, perempuan juga ikut berperang seperti Ummu Umara dan ada juga yang bisa menjadi imam seperti Ummu Waraqah.

Kemudian beliau menyampaikan, dalam pandangan keagamaan, gender merupakan sifat dan perilaku yang diletakkan pada laki-laki dan perempuan. terdapat tiga reasoning (pendekatan) terhadap hal ini yaitu: pesantren, liberal, dan moderal.

Pada reasoning pesantren, gender dianggap sebagai fitrah yang diwajibkan oleh Allah. Oleh karena itu, segala bentuk pelanggaran terhadap gender harus dihindari. 

Sementara itu, reasoning liberal memandang gender sebagai produk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya. Oleh karena itu, dianggap penting untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Namun, pandangan ini kerap kali mengabaikan nilai-nilai agama dan moral.

Terakhir, reasoning moderal memandang gender sebagai bentuk kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, dianggap penting untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi dan penghambaan terhadap perempuan. Namun, pandangan ini kerap kali dianggap sebagai pandangan yang terlalu idealistik dan sulit diwujudkan dalam kenyataan.

Dalam kesimpulannya, gender merupakan sebuah konsep yang kompleks. Penting untuk memahami pandangan gender dari berbagai perspektif agar dapat memahaminya secara holistik dan terintegrasi sehingga tidak menimbulkan stereotipe dan diskriminasi dimasyarakat luas. (fafa)

 

Ayobergabung ke Prodi Pendidikan Bahasa Inggris,  Klik Disini!